Saturday, May 19, 2012

The Butterfly (2007)


Hidup adalah sebuah perjalanan mencari kebahagian
Dan sekaligus kehilangan kebahagiaan yang lain
Hidup adalah tidak mendapatkan semua yang kita inginkan
Hidup adalah menentukan pilihan
Atau tidak memiliki pilihan sama sekali
Begitulah aku belajar tentang hidup
Tentang cinta
Tentang berani menghadapi dan berani melepaskan
Dari sebuah perjalanan yang menjadikan matahari, bulan, bintang, langit, awan dan hujan tidak akan pernah sama lagi
Dan yang menjadikan hidup masing – masing pelakunya juga tidak akan sama lagi

Friday, May 11, 2012

Rahasia sukses para JOMBLO

Ngomong - ngomong 'Single' atau 'Jomblo' sih sepintas realitanya sama aja ya. Tapi ternyata husut dihusut kedua istilah ini bedanya ada pada prinsipnya. Mungkin 'Single' lebih ke orang yang 'emang' lagi pengen sendiri. Sedangkan 'Jomblo' itu orang yang lagi sendiri karena 'nasib'. Malah ada yang bilang. Single itu prinsip, Jomblo itu nasib! Ngemeng - ngemeng apasih keuntungan orang yang lagi Single? Yukkk cusss!

Saturday, May 5, 2012

Arti sebuah harapan

Tersadar dalam benakku, setiap detik dalam detak jantungku, setiap menit dalam hembusan napasku, setiap jam dalam langkah kakiku dan setiap hari dalam hidupku hanya terbuang percuma untuk dirimu seorang. Sesosok bayangan abu-abu yang tampak sentiasa membutakan sepasang mata. Sosok yang selalu membiusku dengan tatapan matanya, sosok yang dapat membungkam seluruh semesta hanya melalui ucapan yang mengalir dari bibirnya. Sosok yang tak akan pernah lekang oleh waktu.

Tahun - tahun aku lewati dengan harapan pada keajaiban yang tak pernah kunjung datang. Setitik kecil harapan yang kasat oleh indra pengelihatan. Namun, jauh di dalam hati. Harapan ini pernah muncul, aku merasakannya. Harapan yang kian hari makan tumbuh, membesar dan membesar. Harapan yang menjalar di setiap jengkal hati ini. Hingga suatu saat, dalam sekejap. Duar! Ledakan amat dahsyat tak sanggup terelakkan, ledakan yang memporak - porandakan relung ini. Kini, harapan tersebut telah musnah, terbakar bersama kenangan - kenangan nan manis dari masa lalu. Ledakan yang tak menyisakan barang sejengkal pun harapan. Hanya meninggalkan jiwaku bersama luka dan sakit yang tak pernah padam.

Berat memang rasa sakit yang telah diciptakannya. Merangkak mengarungi kehidupan dengan memangkul sebongkah perihnya luka menganga tepat di bagian harapan indah itu pernah menginjakkan kakinya. Berputar mengikuti aliran waktu, berusaha untuk melupakan segala janji yang pernah diakuinya. Berlari melewati bayang - bayang pelangi di waktu lampau. Menghapus bekas - bekas warna yang masih tersimpan rapat di alamku. Mencari penawar ke segala penjuru negri. Mandatangi ujung demi ujung hanya untuk menemukan sesuatu yang kosong - hampa.

Dan tinggallah aku seorang diri disini, dan selamanya akan tetap disini. Menghabiskan sisa hidupku hanya untuk menunggu dan menunggu. Menunggu dengan luka tanpa penawar. Kenangan tanpa warna bagai langit yang tak lagi menyisakan birunya. Sunyi dan sendiri bagai awan yang enggan menemani langit. Gelap dan dingin bagai matahari yang telah mengkhianati langit. Kering kerontang bagai air laut yang benci untuk memuai tanpa sang surya. Kosong bagaikan jiwa yang letih ini. Jiwa yang akan selalu menunggu. Menunggu untuk satu - satunya hal yang tak pasti. Menantikan saat dimana Dia akan menghampiri dan memberi benih harapan. Harapan yang terukir dalam wujud sayatan kecil dari luka - luka. Harapan berupa...


Tuhan, berikan aku satu hari bersamanya. Untuk 24 jam mencintainya. 1440 menit menjaganya dan 86400 detik selalu mengenangnya sampai berakhir...

Thursday, May 3, 2012

Ketika pilihan tak lagi memihak


Ku akui aku rapuh. Terlalu lelah untuk terus melalui skenario kehidupan  tanpa batas ini. Hari – hari  terasa bagai sebuah drama di sebuah gedung pementasan. Mungkin drama ini indah. Namun berhari-hari, berminggu-minggu hanya ada drama ini. Gedung memang tidak akan pernah bosan dengan drama ini, ya kerena dia tidak memperdulikanmu dan tidak akan pernah. Pementasan, mungkinkah tanpa penonton? Dirikulah yang menjadi penonton itu. Aku harus tetap ada dalam gedung ini-dunia. Mungkinkah aku keluar menembus pintu tak kasat mata tanpa terluka? Mungkin. Akankah aku? Tidak. Raga ini terpaksa menyaksikan sebuah drama kehidupan yang monoton, berulang tapi tak berubah. Namun jauh di dalam, jiwa ini telah bosan, jenuh dan lelah untuk tetap menonton sebuah drama yang bahkan tak mengikutsertakan dirinya.

Dalam drama, kehidupan sebagai latarnya. Orang – orang harus menciptakan skrip untuk diri mereka masing – masing alih – alih Dia hanya mengontrol. Orang dengan bebas bisa melakukan hal yang mereka lakukan. Dengan inilah para tokoh memunculkan hal yang disebut dengan penokohan – watak. Antagonis, Tritagonis, Protagonis. Berminat? Pilih saja. Tidakkah kau menyadari menjadi bagian dalam sebuah drama sangatlah mudah. Kau hanya harus memilih apa yang kau inginkan dan apa yang kau ingin lakukan. Just do it. Nikmati peran yang telah dilimpahkan padamu, jalani dan jalani sampai pasaran tidak lagi menerimamu.

Namun diriku tetaplah seorang penonton.Seorang penonton. Mungkin dulu aku seorang tokoh, seorang pemeran utama barangkali. Namun waktu berputar, terus berputar. Dia tetaplah seorang sutradara. Namun pasaran turun tangan – mengambil alih. Pasaran tak lagi menerimaku. Pasaran tidak lagi membutuhkanku. Pasaran telah mendepakku pergi. Alih – alih mengeluarkanku, mereka malah menempatkan ku di sebuah kursi kosong di dalam gedung. Duduk menonton berhari-hari. Itulah yang mereka lantunkan dan aku tau itu adalah hal yang harus aku lakukan. Karena untuk kali ini aku hanya berjumpa dengan sebuah pilihan – tonton.

Aku masih disini. Aku akan tetap disini. Namun aku tahu kapan aku akan pergi. Aku pergi bukan untuk kembali lagi. Suatu saat aku akan pergi tanpa menoleh ke balik bahu rentan ini. Berbalik untuk mendapati mereka yang tidak peduli akan kepergianku. Apa gunanya? Suatu saat waktu itu akan tiba. Suatu saat dimana yang aku tahu hanyalah terus melangkah, melangkah dan jangan pernah menoleh. Melangkah untuk menelusuri goa penuh lika liku, goa sarat akan rongga dan goa hampa tanpa udara. Dengan memegang teguh sebuah harapan untuk menemukan setitik cahaya, seuntai harapan dan setetes cinta. Serta sehelai kebenaran. Ya. Suatu saat.